Kampung Tambak Bayan berada ditengah-tengah kota Surabaya, Sebagian besar keluarga yang menghuni kampung tersebut adalah beretnis Tionghoa. Menurut sejarah, warga Tambak Bayan berasal dari Kanton, China. Sekarang sebagian warga Tambak Bayan terancam kehilangan tanah dan rumah tinggal mereka. Seorang Pengusaha hotel yang bernama Soetiadji Yoedho atau Loe Toen Bie mengklaim tanah yang ditempati warga Tionghoa tersebut sebagai miliknya. Banyak rumah-rumah warga yang tergusur. Lahan tersebut kini menjadi sengketa. Bertahun-tahun warga mendapatkan tekanan dari Pengusaha tersebut.
Tembok-tembok sisa rumah warga yang tergusur |
Warga Tambak Bayan berusaha menyuarakan isi hati mereka melalui tembok tembok yang tersisa |
Saya pun tertarik untuk membantu perjuangan warga Tambak Bayan tersebut melalui VISUAL ART. Dalam hal ini adalah MURAL. Bersama Orange House Studio yang didirikan oleh rekan Saya dari Jepang, Mr. Kenta Kishi, Kami bermaksud menawarkan solusi alternatif terhadap permasalahan yang tengah di hadapi oleh warga. Terdapat beberapa Seniman yang terlibat untuk menggarap tembok-tembok ini. Saya mendapatkan bagian tembok seperti pada gambar diatas. Dibantu oleh mahasiswa-mahasiswa DKV ITS angkatan 2010, Mural itupun dapat diselesaikan.
Bergaya Sejenak |
Membuat mural hingga Larut malam |
Berpose di depan mural yang sudah selesai |
Anak-anak DKV ITS 2010 Tengah membuat Sketsa dari Desain Yang Saya Buat |
Trio Macan |
Mahasiswa-mahasiswa DKV ITS sedang memberi warna dasar pada Tembok |
Wajah-wajah lelah di posko |
tetap ceria meski terlihat capek |
Warga Tambak Bayan |
Mahasiswa-mahasiswa saya yang hebat :) |
Judul : Perlawanan Keras yang lembut |
Mural pada salah satu sisi tembok |
Judul : China makan China |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar